Linkbaiting dalam SEO bukanlah barang baru. Tetapi teknik link building yang mulai populer pada medio 2005-2006 ini lebih banyak diterapkan pada blog dan sebangsanya, sementara implementasinya pada website komersial seperti online store relatif jarang. Website komersial yang ingin mengambil manfaat dari teknik ini biasanya menempatkan blog sebagai bagian dari website tersebut, sehingga link baiting dengan menggunakan blog dapat membawa manfaat untuk website tersebut secara keseluruhan.
Sesuai dengan namanya, teknik linkbaiting dilakukan seperti kita memancing ikan. Menggunakan umpan kecil untuk menarik ikan besar (bait = umpan). Umpannya biasanya adalah posting blog. Jadi caranya kita buat posting di blog kita sendiri. Blogger-bloger lain yang membaca postingan tersebut dan menganggapnya menarik akan membuat posting pada blognya sendiri, membahas postingan di blog kita. Biasanya pada postingan mereka, mereka akan menempatkan link ke postingan kita yang menjadi referensinya.
Sederhana bukan? Tapi ada tantangan super berat.
Pertama supaya orang tertarik untuk membahas di blognya sendiri, dan masang link ke postingan kita sebagai referensi, postingan kita harus super menarik. Kalo nggak, siapa yang mau membahas apalagi masang link sebagai referensi, mbaca aja males. Orang-orang yang doyan teori mengklasifikasikan jenis posting yang potensial menjadi umpan sebagai berikut: berita, kontroversi, serangan, sumber pengetahuan, dan humor.
Yang kedua ini nggak kalah penting. Semenarik apapun tulisan kita, kalo nggak ada yang tau apalagi baca, siapa yang mau bahas apalagi ngasi link. Jadi tulisan kita harus dibaca orang. Kalau blog kita sangat populer, selesai urusan. Tapi kalau sudah populer, ngapain lagi sengajain bikin link baiting. Kita-kita yang popularitas blognya pas-pasan, harus habis-habisan mempromosikan posting tersebut, agar sebanyak-banyaknya orang membaca, misalnya melalui media sosial, dan teknik-teknik lainnya.
Banyak orang menganggap teknik ini termasuk black hat. Mungkin bisa saja demikian. Misalnya supaya tulisan kita menggigit dan banyak orang yang tertarik membahas, kita membuat posting yang mendiskreditkan pihak tertentu. Tapi bagaimana kalau kita membuat posting berupa bahasan mengenai teknik tertentu yang sangat bermanfaat? Orang juga akan tertarik untuk membahasnya. Tapi itu kan masalah etika, dan search engine saya yakin algoritmanya tidak secanggih itu. Banyak website, tulisan, posting blog, artikel, yang begitu menarik sehingga orang membahas dan memberikan link sebagai referensi, meskipun si penulis tidak berfikir soal linkbaiting.
Matt Cuts, Head of Webspam Team di Google mengkonfirmasi bahwa linkbaiting merupakan teknik yang secara teknis termasuk white hat dalam posting di blognya berjudul SEO Advice: linkbait and linkbaiting. A ha … betul. Ini merupakan sebuah contoh linkbaiting. Sayangnya disini saya menjadi korban, karena saya jadi ikannya. Saya membahas mengenai topik ini, dan kemudian memberikan link ke sebuah posting di blognya Mas Matt. Hehe … tapi saya rasa Mas Matt nggak niat sama sekali tuh linkbaiting. Huh … beruntungnya orang model begitu ya.
Sesuai dengan namanya, teknik linkbaiting dilakukan seperti kita memancing ikan. Menggunakan umpan kecil untuk menarik ikan besar (bait = umpan). Umpannya biasanya adalah posting blog. Jadi caranya kita buat posting di blog kita sendiri. Blogger-bloger lain yang membaca postingan tersebut dan menganggapnya menarik akan membuat posting pada blognya sendiri, membahas postingan di blog kita. Biasanya pada postingan mereka, mereka akan menempatkan link ke postingan kita yang menjadi referensinya.
Sederhana bukan? Tapi ada tantangan super berat.
Pertama supaya orang tertarik untuk membahas di blognya sendiri, dan masang link ke postingan kita sebagai referensi, postingan kita harus super menarik. Kalo nggak, siapa yang mau membahas apalagi masang link sebagai referensi, mbaca aja males. Orang-orang yang doyan teori mengklasifikasikan jenis posting yang potensial menjadi umpan sebagai berikut: berita, kontroversi, serangan, sumber pengetahuan, dan humor.
Yang kedua ini nggak kalah penting. Semenarik apapun tulisan kita, kalo nggak ada yang tau apalagi baca, siapa yang mau bahas apalagi ngasi link. Jadi tulisan kita harus dibaca orang. Kalau blog kita sangat populer, selesai urusan. Tapi kalau sudah populer, ngapain lagi sengajain bikin link baiting. Kita-kita yang popularitas blognya pas-pasan, harus habis-habisan mempromosikan posting tersebut, agar sebanyak-banyaknya orang membaca, misalnya melalui media sosial, dan teknik-teknik lainnya.
Banyak orang menganggap teknik ini termasuk black hat. Mungkin bisa saja demikian. Misalnya supaya tulisan kita menggigit dan banyak orang yang tertarik membahas, kita membuat posting yang mendiskreditkan pihak tertentu. Tapi bagaimana kalau kita membuat posting berupa bahasan mengenai teknik tertentu yang sangat bermanfaat? Orang juga akan tertarik untuk membahasnya. Tapi itu kan masalah etika, dan search engine saya yakin algoritmanya tidak secanggih itu. Banyak website, tulisan, posting blog, artikel, yang begitu menarik sehingga orang membahas dan memberikan link sebagai referensi, meskipun si penulis tidak berfikir soal linkbaiting.
Matt Cuts, Head of Webspam Team di Google mengkonfirmasi bahwa linkbaiting merupakan teknik yang secara teknis termasuk white hat dalam posting di blognya berjudul SEO Advice: linkbait and linkbaiting. A ha … betul. Ini merupakan sebuah contoh linkbaiting. Sayangnya disini saya menjadi korban, karena saya jadi ikannya. Saya membahas mengenai topik ini, dan kemudian memberikan link ke sebuah posting di blognya Mas Matt. Hehe … tapi saya rasa Mas Matt nggak niat sama sekali tuh linkbaiting. Huh … beruntungnya orang model begitu ya.
No comments:
Post a Comment