Home Daftar Isi

Kain Songket "Pandai Sikek" Sumatera Barat

Jarang ada orang Indonesia yang tak kenal rumah gadang, kain songket dan bordir khas Sumatera Barat.
Wisata menikmati dan mempelajari kerajinan tangan khas Sumatera Barat bisa mejadi salah satu perjalanan yang tidak terlupakan.
Para pendatang dari luar Sumbar bisa memilih mobil sebagai suatu alternative pilihan agar perjalanan wisata keliling Sumbar bisa lebih santai, sehingga dapat beristirahat dibeberapa tempat yang diinginkan dengan leluasa. Namun yang lebih penting adalah menikmati keindahan alam ciptaan  Allah yang tiada tara tersebut dengan penuh syukur.

Salah satu tempat yang patut dikunjungi adalah kampung pengrajin khas Sumetera Barat, yaitu penghasil   kain songket Pandai Sikek. Kain Songket ini khas bumi Minangkabau, mampu memakau mata yang memandangnya. Pilihan warna-warni benangnya khas, dan tenunannya pun tergolong rumit. Diperlukan keahlian yang tinggi untuk membuat songket Pandai Sikek.

"Pandai Sikek" sendiri berarti pandai menenun dengan su susnan rapat dan rapi seperti sisir. Keahlian menenun ini selama berpuluh tahun dipertahankan turun temurun, disebuah kampung yang tidak jauh dari kota Padang Panjang. Lama kelamaan, kampung itupun dikenal sebagai Kampung Pandai Sikek, dan di dalamnya dapat ditemui masih ada sejumlah penenun dan toko yang menjual hasil karya mereka.

Kampung Pandai Sikek tidak sulit ditemui. Diperjalanan Padang menuju Bukittinggi, tak lama setelah melewati PadangPanjang, kita akan melihat papan penunjuk ke arah kampung pandai sikek.


Benang Satu
Dari rumah-rumah songket inilah tradisi turun-temurun keahlian menenun songket dipertahankan, berdasarkan tekni menenun ada tiga jenis kain songket yang tersedia di Pandai Sikek, benang satu, benang dua, dan benang empat. Nama-nama ini menunjukkan berapa helai benang yang dipakai dalam menenun. Benangnya sendiri bernama benang Makau, berasal dari India dan biasanya masih harus diimpor dari Singapura.

Biasanya, harga songket benang satu lebih mahal harga jualnya karena membutuhkan keahlian dan waktu yang lebih lama dalam pembuatannya. Tak hanya itu, membuat songket jenis benang satu ini diperlukan ketelitian yang tinggi karena dalam proses menenunnya, benang harus helei demi helai dimasukkan ke alat tenun. Diperlukan waktu sebulan kerja untuk menghasilkan satu helai selendang songket benang satu Pandai Sikek ini.

Sehelai selendang berukuran sama, namun "benang dua" memerlukan tiga minggu masa kerja. Jika diamati benang satu memang lebih halus dan lentur. Benang dua tidak selentur yang pertama, sementara benang empat kaku dan tebal-karena semakin banyaknya benang yang dipakai. Songket benang 4 biasanya ditandai dengan motif yang besar-besar karena sekali memasukan benang tenun dirangkap empat helai benang.

 Teknik songket Pandai Sikek seluruhnya dikerjakan dengan tangan. Alat-alat yang digunakan masih tradisional, yang umumnya terbuat dari bahan alam seperti kayu dan bambu. Nyaris tidak digunakan bahan logam. Alat utama dinamakan Panta - Sebuah konstruksi kayu berukuran 2 x 1.5 meter tempat merentangkan benang yang akan ditenun. Benang dasar yang dinamakan lungsin atau lusi, juga disebut Tagak kalau di Pandai Sikek, ini adalah cadangan benang yang digulung pada sebuah alat pemintal berbentuk gulungan dan terpasang pada arang kayu di bagian yang jauh dari pantai. 

Penenun, biasanya perempuan, duduk di semacam bangku di bagian pangkal dari Panta ini. Di Depannya, ada dua buah tiang yang menyangga kayu Paso tempat kain yang sudah ditenun digulung. Jadi, Lungsin terentang antara gulungan dengan Paso dan diantaranya terdapat sepasang alat yang disebut Karok dan satu buah suri yang tergantung pada tandayan. Di kiri dan kanan Penenun digantungkan tempat penyimpan (skoci) benang pakan dan skoci benang mas. Skoci ini dinamakan turak dan terbuat dari bambu. Dibutuhkan kesabaran, ketelitian dan ketekunan untuk menenun kain Songket Pandai Sikek.

Kalau tidak maka benang akan putus yang akhirnya akan menurunkan kualitas kain. Para pengrajin kain songket di Pandai Sikek rata-rata belajar kain songket dari orang tuanya sendiri. Keahlian ini banyak menolong para generasi muda Pandai Sikek meneruskan kuliahnya sampai tingkat universitas.

Share On:

Artikel Terkait ,

No comments:

Post a Comment