Author: SEO Bali
Secara umum ada dua faktor utama search engine dalam menentukan ranking website,
keyword dan back link. Selama bertahun-tahun keyword density merupakan salah satu bagian penting SEO. Konsep keyword density sangat sederhana sehingga bahkan kebanyakan pemula memahami dan bisa mengikutinya dengan baik. Latent semantic indexing merupakan cara search engine, terutama Google, untuk meningkatkan kualitas hasil pencariannya.
Ketika Google memperkenalkan AdSense, orang mulai menyadari bahwa mereka bisa mendulang uang dengan membuat halaman-halaman website yang khusus dirancang untuk menampilkan AdSense. Ribuan dolar bisa dihasilkan hanya dengan membuat ribuan halaman yang dilakukan secara otomatis dengan menggunakan software khusus. Duplicate content menjadi hal biasa, dan websitenya sendiri tidak bermanfaat bagi pengunjung. Perbedaan dari satu halaman dengan halaman lain sering hanya pada keywordnya saja. Pengunjung tidak mendapatkan apa-apa selain iklan AdSense.
Salah satu alasan diperkenalkannya latent semantic indexing adalah untuk mengatasi fenomena diatas. Google ingin memastikan bahwa orang yang melakukan pencarian melalui Google akan mendapatkan website yang memang bermanfaat. Perlu dicatat bahwa Google bukan satu-satunya search engine yang menggunakan metode ini. Sejak dipergunakannya latent semantic indexing, banyak website disingkirkan Google dari databasenya karena dianggap tidak bermanfaat bagi pengunjungnya atau karena menggunakan duplicate content. Banyak pemain internet marketing mendapati penghasilannya terpangkas menjadi nol dalam sekejap.
Latent semantic indexing tadinya dipergunakan pada AdSense agar iklan yang dipasang lebih terarah dengan kecocokan antara materi iklan dan konten halaman page yang ditumpanginya. Algoritma ini bukan hanya menganalisa konten halaman tetapi juga temanya. Belakangan baru Google mengaplikasikannya pada algoritma ranking, disusul oleh search engine lain. Metode yang dipakai menganalisa kata-kata yang natural dalam bahasa sehari-hari termasuk sinonim dan hubungan-hubungan lain dari kata-kata yang membangun konten kemudian dihubungkan dengan tema halaman secara keseluruhan.
Metode ini tidak menggantikan tapi melengkapi analisa keyword. Karena dibangun dengan mengunakan logika matematis, hasilnya memang tidak selalu akurat karena bahasa bukan merupakan sesuatu yang matematis. Untuk menyempurnakannya pada tahun 2003 Google mengakuisisi sebuah perusahaan bernama Applied Semantics.
Jadi apa itu latent semantic indexing? Kita bisa coba mencari artinya juga dengan pendekatan bahasa. Mari kita analisa kata per kata.
LATENT
Latent artinya ada, tapi keberadaannya tidak selalu harus bisa dilihat. Dalam latent semantic indexing, latent disini dimaksudkan bahwa arti sesungguhnya dari suatu kata tersembunyi dan baru bisa ditentukan dengan mengamati faktor-faktor lain. Hanya dengan membaca kata-kata lain dan menganalisa hubungannya, arti sesungguhnya dari kata tersebut baru bisa disimpulkan. Misalnya ketika kita menemukan kata banjir, kira baru bisa menentukan arti sesungguhnya dari kata banjir disitu setelah kita menganalisa hubungan dengan kata-kata lain di sekitarnya. Banjir bandang berarti air bah yang menenggelamkan suatu wilayah. Banjir air mata artinya lain. Banjir darah lain lagi.
SEMANTIC
Semantic merujuk kepada makna dari bahasa atau kata diluar dari makna standarnya yang tertulis di dalam kamus. Misalnya ketika kita bicara furniture, kursi berarti tempat duduk. Tapi ketika kita bicara pemerintahan, kursi berarti kekuasaan.
INDEXING
Seperti halnya kita fahami ketika kita bicara indexing oleh search engine, indexing disini berarti mengkasifikasikan makna atau arti dari isi dokumen, dalam hal ini website atau halaman web.
Jadi apa artinya bagi kita sebagai praktisi search engine marketing? Artinya sekarang menjaga keyword density yang ideal saja tidak cukup untuk membidik rangking yang ditargetkan. Kita harus juga menggunakan kata-kata yang tepat untuk mendefinisikan tema dari halaman tersebut secara keseluruhan
Secara umum ada dua faktor utama search engine dalam menentukan ranking website,
keyword dan back link. Selama bertahun-tahun keyword density merupakan salah satu bagian penting SEO. Konsep keyword density sangat sederhana sehingga bahkan kebanyakan pemula memahami dan bisa mengikutinya dengan baik. Latent semantic indexing merupakan cara search engine, terutama Google, untuk meningkatkan kualitas hasil pencariannya.
Ketika Google memperkenalkan AdSense, orang mulai menyadari bahwa mereka bisa mendulang uang dengan membuat halaman-halaman website yang khusus dirancang untuk menampilkan AdSense. Ribuan dolar bisa dihasilkan hanya dengan membuat ribuan halaman yang dilakukan secara otomatis dengan menggunakan software khusus. Duplicate content menjadi hal biasa, dan websitenya sendiri tidak bermanfaat bagi pengunjung. Perbedaan dari satu halaman dengan halaman lain sering hanya pada keywordnya saja. Pengunjung tidak mendapatkan apa-apa selain iklan AdSense.
Salah satu alasan diperkenalkannya latent semantic indexing adalah untuk mengatasi fenomena diatas. Google ingin memastikan bahwa orang yang melakukan pencarian melalui Google akan mendapatkan website yang memang bermanfaat. Perlu dicatat bahwa Google bukan satu-satunya search engine yang menggunakan metode ini. Sejak dipergunakannya latent semantic indexing, banyak website disingkirkan Google dari databasenya karena dianggap tidak bermanfaat bagi pengunjungnya atau karena menggunakan duplicate content. Banyak pemain internet marketing mendapati penghasilannya terpangkas menjadi nol dalam sekejap.
Latent semantic indexing tadinya dipergunakan pada AdSense agar iklan yang dipasang lebih terarah dengan kecocokan antara materi iklan dan konten halaman page yang ditumpanginya. Algoritma ini bukan hanya menganalisa konten halaman tetapi juga temanya. Belakangan baru Google mengaplikasikannya pada algoritma ranking, disusul oleh search engine lain. Metode yang dipakai menganalisa kata-kata yang natural dalam bahasa sehari-hari termasuk sinonim dan hubungan-hubungan lain dari kata-kata yang membangun konten kemudian dihubungkan dengan tema halaman secara keseluruhan.
Metode ini tidak menggantikan tapi melengkapi analisa keyword. Karena dibangun dengan mengunakan logika matematis, hasilnya memang tidak selalu akurat karena bahasa bukan merupakan sesuatu yang matematis. Untuk menyempurnakannya pada tahun 2003 Google mengakuisisi sebuah perusahaan bernama Applied Semantics.
Jadi apa itu latent semantic indexing? Kita bisa coba mencari artinya juga dengan pendekatan bahasa. Mari kita analisa kata per kata.
LATENT
Latent artinya ada, tapi keberadaannya tidak selalu harus bisa dilihat. Dalam latent semantic indexing, latent disini dimaksudkan bahwa arti sesungguhnya dari suatu kata tersembunyi dan baru bisa ditentukan dengan mengamati faktor-faktor lain. Hanya dengan membaca kata-kata lain dan menganalisa hubungannya, arti sesungguhnya dari kata tersebut baru bisa disimpulkan. Misalnya ketika kita menemukan kata banjir, kira baru bisa menentukan arti sesungguhnya dari kata banjir disitu setelah kita menganalisa hubungan dengan kata-kata lain di sekitarnya. Banjir bandang berarti air bah yang menenggelamkan suatu wilayah. Banjir air mata artinya lain. Banjir darah lain lagi.
SEMANTIC
Semantic merujuk kepada makna dari bahasa atau kata diluar dari makna standarnya yang tertulis di dalam kamus. Misalnya ketika kita bicara furniture, kursi berarti tempat duduk. Tapi ketika kita bicara pemerintahan, kursi berarti kekuasaan.
INDEXING
Seperti halnya kita fahami ketika kita bicara indexing oleh search engine, indexing disini berarti mengkasifikasikan makna atau arti dari isi dokumen, dalam hal ini website atau halaman web.
Jadi apa artinya bagi kita sebagai praktisi search engine marketing? Artinya sekarang menjaga keyword density yang ideal saja tidak cukup untuk membidik rangking yang ditargetkan. Kita harus juga menggunakan kata-kata yang tepat untuk mendefinisikan tema dari halaman tersebut secara keseluruhan
No comments:
Post a Comment